
Qurbanalfatihah.com - Qurban dan Aqiqah seringkali dianggap Ibadah yang sama oleh sebagian Masyarakat awam karena sama-sama ibadah yang melibatkan penyembelihan hewan. Padahal, keduanya mempunyai perbedaan mulai dari segi: maknanya, tujuannya bahkan sampai dengan waktu pelaksanaannya.
Penting bagi umat Muslim untuk mengetahui perbedaan dari keduanya agar dapat melaksanakan ibadah sesuai dengan tuntunan syari’at. Nah karena itulah, yuk simak baik-baik ulasan berikut ini untuk mengetahui apa saja perbedaan antara ibadah qurban dan aqiqah!
6 Perbedaan Qurban dan Aqiqah
1. Pengertian
Ditinjau dari segi pengertiannya, Kurban secara bahasa berasal dari kata qaraba-yaqribu-qurbanan berarti dekat. Adapun secara istilah, qurban adalah sesuatu yang disembelih berupa binatang ternak untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan dilaksanakan pada hari raya Idul Adha atau hari tasyrik.
Sedangkan aqiqah berasal dari kata “Al-‘aqqu” yang berarti memotong. Menurut syara’, aqiqah adalah menyembelih hewan ternak pada hari ketujuh dari kelahiran anak dibarengi dengan pemberian nama dan pemotongan rambut.
2. Sejarah
Sejarah kurban bermula dari kisah Nabi Ibrahim dan putra tersayangnya Nabi Ismail. Pada malam kedelapan sampai sepuluh dzulhijjah, Nabi Ibrahim bermimpi bahwa ia diperintahkan untuk menyembelih putranya, Ismail. Sempat ragu terkait kebenaran mimpinya apakah bersumber dari Allah atau dari Syaitan. Tepat pada hari kesepuluh dzulhijjah Nabi Ibrahim meyakinkan dirinya bahwa mimpi tersebut merupakan perintah Allah kemudian ia segera menyembelih putranya.
Namun tak disangka, Allah menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba yang didatangkan langsung dari surga. Karena peristiwa inilah, setiap tanggal 10 dzulhijjah umat Islam memperingati hari raya qurban sebagai bentuk ketaatan dan pendekatan diri kepada Allah SWT. Masuk ke sejarah aqiqah, perlu diketahui bahwa praktik aqiqah sudah ada sejak zaman jahiliyah. Sebelum Islam datang yang kemudian disempurnakan oleh Rasulullah sesuai dengan syariat Islam.
Orang-orang Arab Jahiliyah mempunyai tradisi ketika mendapatkan seorang putra mereka akan menyembelih seekor kambing, mencukur rambut bayi serta melumurkan darah ke kepalanya. Setelah Islam hadir, tradisi melumurkan darah tersebut digantikan menjadi melumurkan minyak wangi oleh Rasulullah. Pelaksanaan aqiqah ini sebagai bentuk rasa syukur terhadap Allah SWT atas anugerahnya. Pada masa Nabi Muhammad, aqiqah pertama kali dilaksanakan untuk cucu kembar nabi bernama Hasan dan Husein dari pernikahan Fatimah dan Ali bin Abi Thalib.
3. Tujuan
Selain berbeda pengertiannya, tujuan dari ibadah qurban dan aqiqah juga tak sama. Ibadah qurban bertujuan untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT. Sementara aqiqah tujuannya sebagai bentuk syukur orang tua atas kelahiran anaknya dengan mengadakan selamatan dan menyembelih hewan minimal seekor kambing.
4. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Qurban hanya boleh dilakukan tepat pada hari raya Idul Adha (10 dzulhijjah) dan hari tasyrik (11,12,13 dzulhijjah). Sedangkan Aqiqah dilaksanakan sekali seumur hidup pada hari ketujuh setelah kelahiran anak. Jika memang tidak memungkinkan aqiqah dapat dilakukan pada kelipatan hari ketujuh berikutnya seperti, hari ke-14, ke-21 atau kapan saja sesuai kemampuan.
5. Jenis dan Jumlah Hewan Yang Disembelih
Hewan yang diperbolehkan untuk qurban adalah hewan ternak seperti: unta, sapi, kambing atau domba. Dalam qurban, seekor unta atau sapi bisa diniatkan untuk 7 orang dan seekor kambing atau domba untuk satu orang. Adapun hewan yang disyariatkan untuk aqiqah umumnya kambing atau domba dengan ketentuan anak laki-laki disunnahkan menyembelih 2 ekor kambing sementara anak perempuan satu ekor kambing.
6. Penerima Daging
Daging qurban dibagikan mentah ditujukan untuk orang-orang yang membutuhkan meliputi, fakir miskin, anak yatim, dan lain sebagainya. Sedangkan daging aqiqah dapat dibagikan kepada siapapun bisa ke keluarga, kerabat, tetangga, fakir miskin atau lainnya dalam bentuk siap saji atau sudah dimasak.
Memahami perbedaan qurban dan aqiqah ternyata bukan hanya soal waktu dan tujuan saja, tetapi juga terkait makna dari dilaksanakannya ibadah itu sendiri serta bukti ketundukan kepada Allah SWT. Baik qurban ataupun aqiqah, keduanya mengandung nilai-nilai kepedulian terhadap sesama manusia. Yuk segera laksanakan kedua ibadah tersebut dengan niat yang tulus dan ikhlas, agar pahala dan keberkahan selalu mengalir tiada henti.
Penulis: Hilda Asani Mustika
Editor: Suci Wulandari